Kamis, 05 November 2015

Mengapa semua terlahir berbeda?



Terkadang timbul pertanyaan itu. Sebenernya pertanyaan itu pertanyaan sederhana. Tetapi, kita tak pernah tau, kemana pertanyaan itu ditujukannya. Apakah kepada Tuhan? Apakah Tuhan akan menjawab dengan jelas? Bukan, bukan seperti itu. Justru kita hidup didunia ini diminta untuk mencari tahu jawabnya.
Tuhan menciptakan manusia berbeda. Ada yang cerdas, ada yang kaya ada yang miskin, ada yang cantik ada yang jelek, ada tinggi ada yang pendek, ada yang sehat ada yang sakit, ada yang pintar memainkan musik ada juga yang bisa sebatas memberikan nada sumbang, ada yang suaranya bagus, ada juga yang fals, ada yang jago ngelukis tapi ada juga yang bisa menjadikan corat-coret tak bermakna. Ada yang jago olahraga, ada yang lari saja tak bisa. Semua berkebalikan. Tetapi ada juga yang biasa saja. Mereka mempunyai kemampuan itu sebatas rata-rata, tidak lebih dan tida kurang. Tetapi apakah benar sebatas rata-rata saja?
Kadang kala, kita sering bertanya, mengapa Tuhan tidak adil? Mengapa Tuhan memberikan kemampuan-kemampuan lebih kepada sebagian orang? Sementara sebagian besar lainnya, tak diberi kemampuan seperti itu. Kadang kita juga dapat menjawab sendiri pertanyaan itu. Mereka bekerja keras, dan hasil yang didapat sebanding dengan usahanya. Kalau ingin seperti mereka, maka juga harus berusaha lebih. Juga harus bekerja keras. Tuhan adil. Tapi, kemampuan setiap orang bukankah berbeda-beda?
Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan hukum itu juga berlaku untuk orang-orang biasa saja. Sebagai orang biasa saja, kelebihan hanya sedikit, dan kekurangannya juga tak banyak. Seharusnya kita bersyukur, sebagai orang yang biasa saja, lebih beruntung dibandingkan dengan orang yang kurang. Lebih dari itu, populasi orang biasa-biasa aja adalah populasi terbesar dari umat manusia di dunia. Tapi setiap dari mereka ingin menjadi orang luar biasa, apakah salah? Tidak.
Coba berfikir ulang, jika setiap orang itu luar biasa, setiap orang bisa terkenal, setiap orang bisa kaya, setiap orang pintar, setiap orang sehat. Lantas, apakah kita bisa mengenal seluruh penduduk muka bumi ini? Ketika semua orang kaya, berarti tidak ada orang miskin, lantas kepada siapa kita berbagi. Jika semua orang pintar, tidak adan orang bodoh, lantas tak perlu ada guru maupun dosen yang mengajari. Tidak perlu ada tempat untuk belajar. Jika semua orang sehat, maka tak lagi kita mensyukuri indahnya kesehatan yang kita miliki. Tak lagi kita berdiet memilah dan memilih makanan yang sehat dan bergizi tinggi, tak lagi kita melakukan aktivitas baik untuk tubuh kita. Tak ada lagi ada dokter dan perawat yang dibutuhkan. Jika semua orang itu mempunyai bakat seni, maka tak lagi kita kagum pada karya-karya seniman, baik lukisan, alunan musik, maupun indahnya seni rupa.Jika mau berfikir, hidup ini telah seimbang.
Lantas, mengapa kita masih sering mengeluh? Tuhan menciptakan kita dengan peran kita masing-masing. Tapi Tuhan juga akan mengubah hidup makhluknya jika makhluk itu berusaha untuk merubahnya bukan? Ketika kita ingin berubah menjadi lebih baik, itu adalah hal yang harus dilakukan. Tapi, proses itu bukanlah proses yang mudah, butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Selain itu juga butuh ketabahan setiap kali mendapat kegagalan. Mencoba dan terus mencoba. Ketika kita terus menerus gagal, jangan putus asa. Teruslah mencoba, mungkin dengan jalan yang berbeda. Iya jalan yang berbeda. Dan selalu ingatlah, hidup kita hanya sementara. Boleh kita mempunyai tujuan hidup kita yang mulia. Tetapi jangan lupakan perjalanan hidup kita. Apakah kita telah bermanfaat untuk sesama? Atau malah merugikan sesama? Apakah itu tujuan hidup kita?
Setiap orang boleh mempunyai mimpi, manusia berencana Tuhan yang menentukan. Begitulah hukumnya. Dan ketentuan Tuhan tentu yang terbaik tentunya. Tapi janganlah terpaku pada mimpi-mimpi kita. Lihatlah sekitar. Setiap manusia mempunyai peran yang berbeda. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan.  Termasuk orang yang biasa saja. Berdamailah dengan hati. Nikmatilah perannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar